Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang sebagai satu-satunya Politeknik Kesehatan di Propinsi Bangka Belitung telah mendapatkan dukungan baik dari pemerintah daerah dan juga masyarakat dan organisasi profesi. Instruksi Kepala Badan PPSDMK Tanggal 28 Februari Tahun 2017 tentang Instruksi Penguatan Sistem Penjaminan Mutu Internal, menyatakan perlu mengembangkan dan mengoptimalkan Poltekkes Kemenkes dalam rangka menjadi Center of Excelent Pendidikan Tinggi Bidang Kesehatan. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2019 juga menyebutkan pelaksanaan pembangunan dan pengembangan kawasan sains dan teknologi di kawasan politeknik. Selain itu, salah satu arah pengembangan Poltekkes Kemenkes yang tercantum dalam grand design Poltekkes Kemenkes yaitu terwujudnya pendidikan tinggi politeknik kesehatan kesehatan menjadi Center of Excelent pendidikan vokasi dan profesi di Indonesia dan Asean pada Tahun 2025.
Center of Excelent merupakan satu organisasi/lembaga yang melaksanakan kegiatan-kegiatan riset nasional maupun internasional pada bidang spesifik secara multi dan inter disiplin dengan standar hasil yang sangat tinggi serta relevan dengan kebutuhan-kebutuhan iptek. Oleh karena itu, Pusdik BPPSDM Kesehatan sejak tahun 2018 telah berproses untuk mendirikan Center of Excelent atau Pusat Unggulan IPTEK di masing-masing Poltekkes Kemenkes. Hasil Penilaian terakhir Poltekkes Pangkalpinang di tahun 2019 belum mencapai skor 700 dan masih mendapat kesempatan pendampingan untuk meningkatkan kinerja.
Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang membentuk Pusat Unggulan Iptek (PUI) berupa Pusat Unggulan Kesehatan Ibu dan Anak di Wilayah Kepulauan yang diharapkan mampu menanggulangi masalah kesehatan ibu dan anak di wilayah kepulauan. Masalah stunting, anemia pada remaja putri dan ibu hamil serta pemanfaatan hasil olahan laut untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak merupakan ruang lingkup yang menjadi fokus PUIPK Pangkalpinang.
Salah satu penanggulangan kesehatan ibu dan anak di wilayah kepulauan merupakan ciri khas wilayah dan karakteristik budaya penduduk yang memerlukan pendekatan secara spesifik, misalnya dalam hal penanganan kegawatdaruratan di wilayah kepulauan yang memerlukan pendekatan berbasis wilayah kepulauan. Upaya penurunan Angka kematian ibu dan bayi di Propinsi Bangka Belitung memerlukan kerjasama tidak saja antar tenaga kesehatan tetapi juga dengan masyarakat misalnya nelayan. Pendekatan berbasis budaya lokal diharapkan dapat membantu mengatasi masalah gizi pada anak terutama dengan memanfaatkan potensi pangan lokal di wilayah kepulauan Bangka Belitung.
Kegiatan pusat kajian terdiri dari kegiatan di dalam dan di luar ruangan. Kegiatan di dalam ruangan yaitu kegiatan yang berlangsung atau memanfaatkan, laboratorium terpadu dan laboratorium komputer seperti penelitian, konseling, pemeriksaan kesehatan, penyuluhan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Pembelajaran pada Laboratorium Terpadu dan laboratorium computer mencakup hard skill seperti keterampilan kerja meliputi pengolahan pangan lokal, pendekatan komunitas dalam penanggulangan masalah kesehatan ibu dan anak, enterpreneurship serta soft skill seperti etika kerja dan komunikasi yang sesuai dengan wilayah kepulauan.
Kegiatan pusat kajian yang dilaksanakan di luar ruangan yaitu melakukan pelayanan kesehatan khususnya bagi ibu dan anak dengan pendekatan wilayah kepulauan sehingga derajat kesehatan ibu dan anak meningkat. Pelayanan kesehatan yang dilakukan berupa pemeriksaan kesehatan, penyuluhan, pelatihan kader posyandu dan peningkatan keterampilan melalui pelatihan pembuatan pangan berbasis sumber daya lokal yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai makanan tambahan pada masyarakat sasaran.